Paling tidak ada sepuluh perbedaan prinsip antara manusia dengan
binatang. Pertama, manusia makhluk paling sempurna. Selain fisik,
manusia memiliki keunggulan akal. Manusia memiliki akal kreatif,
inovatif dan konstruktif sedang binatang tidak. Binatang tidak dapat
menggunakan otaknya untuk berfikir atau belajar dan menangkap kebenaran
laiknya manusia.
Kedua, manusia harus belajar. Allah menganugerahkan hati dan akal
untuk belajar. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan serta mengambil hikmah dalam berbagai peristiwa kehidupan.
Manusialah yang harus menuntut ilmu untuk melaksanakan berbagai tugas
kehidupan. Malalui proses belajar, manusia dapat memajukan
kehidupannya, dari primitive menuju kehidupan beradab dan berbudaya.
Ketiga, manusia adalah Abdullah. Tugas utama manusia adalah untuk
mengabdi atau menjadi hamba-Nya dengan penuh tunduk dan taat
sepenuhnya. Inilah kehendak Allah ketika menciptakan jin dan manusia.
Ibadah adalah tugas utama manusia. Baik, ibadah hablun minallah maupun
ibadah hablun manannas. Kepada-Nya seorang hamba berikrar,”Iyyaka
na’budu wa iyyaka nasta’in!”
Keempat, manusia adalah khalifah. Khalifah artinya wakil Allah di
bumi. Khafifah juga berarti pemimpin. Tugas sebagai khafifah adalah
tugas berat namun mulia. Sebagai khafifah, manusia mengemban amanah
memakmurkan bumi, menciptakan perdamaian, ketrentraman, dan
kesejahteraan hidup. Sebagai khafifah, Allah menciptakan manusia
setara. Hanya ketakwaan yang membedakan dari lainnya.
Kelima, manusia adalah makhluk labil. Selain, memiliki akal, manusia
memiliki nafsu. Dengan akal manusia bisa melakukan perbuatan terpuji
dan mulia. Tetapi dengan nafsu, manusia bisa berbuat anarki, merusak
dan merugikan kehidupan. Dengan hidayah manusia bisa berbuat mulia.
Tanpa hidayah, manusia hanya jadi budak nafsu. Alqur’an menyebut ada
yang menjadikan nafsu sebagai Tuhannya.
Keenam, manusia dicipta untuk hidup di dua alam: dunia dan akherat.
Di dunia manusia akan hidup sebentar. Dunia adalah lading amal. Akherat
lebih kekal dan lebih baik. Bila baik amal dunianya, insya Allah baik
akheratnya, Syurgalah tempatnya. Bila buruk dunianya, buruk pulalah
akhirnya. Nerakalah ganjarannya.
Ketujuh, amal manusia dihitung. Perbuatan binatang tidak dihitung.
Sekecil apa pun kebaikan manusia, Allah akan memberikan pahala.
Demikian pula sekecil apa pun keburukannya, Allah akan memberikan
sanksi. Takl satupun yang dirugikan. Allah Maha Adil, Maha Pengasih,
lagi Maha Penyayang.
Kedelapan, manusia harus bekerja. Allah menganugrahkan organ
sempurna agar manusia bekerja dan berkarya. Dengan bekerja manusia
dapat memenuhi kebutuhan hidup dan memenuhi kewajiban social dengan
penuh tanggung jawab. Bekerja adalah salah satu pintu kemuliaan manusia.
Kesembilan, manusia makhluk beragama. Dengan agama manusia menemukan
dan mengabdi kepada Tuhan dengan benar. Dengan agama hidip manusia
menjadi bermakna. Dengan agama, manusia yakin kepada Nabi dan
Rasul-Nya, serta adanya Hari Akhir. Tentu hanya Islam agama yang dapat
menjelaskan dan meyakinkan itu semua. Islam agama yang sesuai dengan
fitrah manusia.
Kesepuluh, manusia makhluk berbudaya. Manusia adalah makhluk
kreatif, inovatif dan konstruktif yang mampu membangun pereradaban.
Sejarah mencatat peradaban manusia sebagai kerya gemilang. Peradaban
adalah mozaik budaya manusia yang dibangun berkat kecerdasan manusia.
Jadi, sungguh berbeda memang manusia dengan binatang. Meskipun
demikian, Al-Qur’an menyebutkan tidak sedikit manusia bergaya seperti
binatang, bahkan lebih buruk lagi dari itu. Mereka tidak dapat
membangun sepuluh keunggulan yang mampu diraih oleh setiap manusia.
Oleh Drs Abdul Hakim MPd I
Guru SMA Muhammadiyah 4 Surabaya
(Sumber: Lazismu Edisi 15, Pebruari 2009).
Guru SMA Muhammadiyah 4 Surabaya
(Sumber: Lazismu Edisi 15, Pebruari 2009).
http://suaraguru.wordpress.com/2009/02/25/beda-manusia-dengan-binatang/
Teori Rekonstruksi by: Ame Suzako
No comments:
Post a Comment