APA BEDA MANUSIA DENGAN HEWAN?
Manusia makan, hewan juga makan. Manusia tidur,
hewan juga tidur. Manusia melakukan hubungan seksual, hewan juga. Manusia
berkembang biak, hewan juga. Manusia memiliki otak, hewan juga. Manusia hidup
berkelompok, hewan juga. Manusia memiliki nurani mempertahankan diri, hewan
juga.Tak jarang juga perilaku manusia yang bertindak layaknya seekor hewan.
Misalnya manusia yang saling membunuh, tidak peduli dengan sesamanya serta
keserakahan mereka. Apa yang membuat manusia bertindak seperti hewan? Itu
karena sifat hewaniah yang ada dalam diri manusia. Lantas apa yang membedakan
manusia dengan hewan? Bentuk fisik, etika atau logika? Bedanya adalah ketika
manusia menyadari kehewanian dalam diri, tetapi hewan tidak menyadarinya.
Jadi, jika manusia tidak menyadari bahwa sifat
hewaniah ada dalam dirinya, ia tidak berbeda dengan hewan. Apa manfaat
menyadari kehewanian dalam diri?
Manusia yang menyadari sifat hewaniah dalam dirinya
tidak akan bertindak reaktif. Mengapa demikian? Hewan selalu bertindak reaktif.
Tindakan reaktif adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan adanya aksi
terhadap dirinya. Coba perhatikan hewan anjing, singa atau lainnya. Saat kita
sakiti mereka tanpa pikir panjang mereka membalas. Jadi jika manusia pun
melakukan hal yang sama, ia bersifat reaktif.
Seharusnya manusia berpikiran terlebih dahulu ketika
akan membalas aksi yang dilakukan terhadap dirinya. Ia akan bertanya, mengapa
rekannya melakukan tindakan demikian terhadap dirinya? Inilah yang di sebut
tindakan responsif. Tindakan yang bertanggunag jawab. Bukan karena dilakukan
secara spontan seperti hewan.
Dengan menyadari adanya sifat kehewanian dalam diri,
seorang manusia tidak akan mementingkan diri sendiri. Sifat mementingkan diri
sendiri adalah sifat hewan. Perhatikan saat hewan berebut makanan. Ia hanya
mementingkan dirinya. Atau kelompoknya. Ataupun golongannya. Manusia yang
memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan tidak mengutamakan kepentingan
diri demi terpenuhi keinginannya. Ia lebih mengutamakan kepentingan bersama
daripada kepentingan golongan, kelompok atau dirinya sendiri.
Saat nafsu keserakahan melanda dirinya, ia akan
memiliki kemampuan menarik diri. Inilah yang tidak dimiliki oleh hewan. Seekor
hewan yang sedang dalam masa seksualitas yang tinggi akan menghantam siapa
saja. Bisa juga induknya sendiri. Bisa saja anak kandungnya. Nafsu telah
menguasai badanya. Hanya kenikmatan badan yang diperturutkannya.
Mereka yang hanya mencari sesuatu yang luar biasa,
seperti kesaktian, kekayaan dan hal yang luar biasa sesungguhnya sedang
menenggelamkan dirinya dalam nafsu angkara murka. Ia ingin lebih hebat dari
lainnya. Mereka yang menyadari kemanusiaannya cenderung memiliki sifat melayani
sesama. Ia berupaya menghilangkan egonya. Ia bukan pemuja ego. Ia sadar bahwa
saat ego menguasai jiwa, tidak ada Tuhan berkenan bertahta di hatinya. Tuhan
Maha pencemburu. Dia tidak mau duduk bersama ego dalam hati manusia, terlalu
sempit untuk berdua dalam diri manusia.
Manusia yang luar biasa adalah manusia yang berupaya
menjadi manusia biasa. Pelayan sesama. Mudah berkata sulit dilakoni. Dan berkah
untuk memiliki Strong Will sangat diperlukan untuk menjadi manusia biasa.Teori Rekonstruksi by: Ame Suzako
No comments:
Post a Comment