Chart Live

FILSAFAT MEMBANGUN MANUSIA BERKARAKTER

            Setiap kali kita berbicara tentang pendidikan karakter, yang kita bicarakan adalah tentang usaha-usaha manusiawi dalam mengatasi keterbatasan dirinya melalui praksis nilai yang yang dihayatinya. Usaha ini tampil dalam setiap perilaku dan keputusan yang diambilnya secara bebas. Keputusan ini pada gilirannya semakin mengukuhkan identitas dirinya sebagai manusia. Disiplin diri merupakan hal penting dalam setiap upaya membangun dan membentuk karakter seseorang.
            Yang dimaksud dengan Karakter adalah  Sifat seseorang yang mencakup perilaku, kebiasaan, kesukaan, kemampuan, bakat, potensi, nilai-nilai, dan pola pikir. Kepribadian  itu sendiri adalah  bersifat khas individu dan karakter dimiliki secara komunal. Karakter merupakan struktur antropologis manusia, tempat di mana manusia menghayati kebebasannya dan mengatasi keterbatasan dirinya. Struktur antropologis ini melihat bahwa karakter bukan sekedar hasil dari sebuah tindakan, melainkan secara simultan merupakan hasil dan proses. Dinamika ini menjadi semacam dialektika terus menerus dalam diri manusia untuk menghayati kebebasannya dan mengatasi keterbatasannya. Karena itu, tentang karakter seseorang kita hanya bisa menilai apakah seorang itu memiliki karakter kuat atau lemah. Apakah ia lebih terdominasi pada kondisi-kondisi yang telah ada dari sononya atau ia menjadi tuan atas kondisi natural yang telah ia terima. Apakah yang given itu lebih kuat daripada yang willed tadi. Orang yang memiliki karakter kuat adalah mereka yang tidak mau dikuasai oleh sekumpulan realitas yang telah ada begitu saja dari sononya. Sedangkan, orang yang memiliki karakter lemah adalah orang yang tunduk pada sekumpulan kondisi yang telah diberikan kepadanya tanpa dapat menguasainya. Orang yang berkarakter dengan demikian seperti seorang yang membangun dan merancang masa depannya sendiri. Ia tidak mau dikuasai oleh kondisi kodratinya yang menghambat pertumbuhannya. Sebaliknya, ia menguasainya, mengembangkannya demi kesempurnaan kemanusiaannya. Ada beberapa cirri-ciri manusia berkarakter, antara lain adalah:
1.      Saling menghormati dn menghargai
2.      Rasa kebersamaan dn tolong menolong
3.      Rasa persatuan dn kesatuan sebagai suatu bangsa
4.      Rasa perduli dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa dn bernegara
5.      Adanya moral, akhlak yang dlandasi oleh nilai agama
6.      Adanya perilaku dalam sifat sifat kejiwaan yang saling menghormati dn saling menguntungkan
7.      Adanya kelakuan dn tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai nilai agama, nilai nilai hukum, nilai nilai budaya
8.      Sikap dn perilaku yang menggambarkan nilai nilai kebangsaan.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari SD sampai Perguruan Tinggi. Menurut Mendiknas, Prof. Muhammad Nuh, pembentukan karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Jika karakter sudah terbentuk sejak usia dini, maka tidak akan mudah untuk mengubah karakter seseorang. Ia juga berharap, pendidikan karakter dapat membangun kepribadian bangsa. Munculnya gagasan program pendidikan karakter di Indonesia, bisa dimaklumi. Sebab, selama ini dirasakan, proses pendidikan dirasakan belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang menyebut, pendidikan telah gagal, karena banyak lulusan sekolah atau sarjana yang piawai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mental dan moralnya lemah. Banyak pakar bidang moral dan agama yang sehari-hari mengajar tentang kebaikan, tetapi perilakunya tidak sejalan dengan ilmu yang diajarkannya. Sejak kecil, anak-anak diajarkan menghafal tentang bagusnya sikap jujur, berani, kerja keras, kebersihan, dan jahatnya kecurangan. Tapi, nilai-nilai kebaikan itu diajarkan dan diujikan sebatas pengetahuan di atas kertas dan dihafal sebagai bahan yang wajib dipelajari, karena diduga akan keluar dalam kertas soal ujian.
Dengan seringnya tawuran antar pelajar dan menurunnya karakter berkebangsaan pada generasi maka dicetuskan pendidikan karakter bangsa sebagai wujud pendidikan karakter kebangsaan kepada peserta didik. Pendidikan karakter bangsa Indonesia. Dalam pelaksanaannya pendidikan karakter bangsa indonesia tidak berdiri sendiri tetapi berintegrasi dengan pelajan-pelajaran yang ada dengan memasukkan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa Indonesia. Pendidikan karakter bangsa bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada peserta didik dan membiasakan mereka dengan kebiasaan yang sesuai dengan karakter kebangsaan. Menurut Jufry Malyno Ada 3 pilar untuk mewujudkan Karakter Bangsa, yaitu:
1.      Aspek pada tataran Individu; Nilai kehidupan diwujudkan dalam perilaku, diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten. PENDIDIKAN karakter bangsa dimulai dengan PENDIDIKAN karakter individu.
2.      Aspek pada tataran Masyarakat; Masyarakat adalah komunitas yang secara integral memiliki nilai yang sama, dan akan committed menerapkan nilai yang mereka anggap baik. Komunitas bisa terbentuk karena kepentingan, profesi atau tujuan bersama contohnya PGRI, PMR atau Partai Politik.
3.      Aspek pada tataran Bangsa; Bangsa teridiri dari sekumpulan bangsa, masyarakat. Pada komunitas, baik orang atau bangsa, terjadi kontrak sosial atau perasaan kebersamaan untuk mendukung nilai-nilai luhur yang ada. Pada tataran bangsa, nilai-nilai luhur tersebut telah berhasil dirumuskan menjadi dasar negara Bangsa Indonesia, yaitu PANCASILA.
Sedangkan Menurut Admin sebagai bahan untuk menerapkan pendidikan karakter bangsa ada 18 pilar untuk mewujudkan Pendidikan Karakter bangsa.
1.      Religius  ; Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama  yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Merayakan hari-hari besar keagamaan.
B. Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah.
C. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
INDIKATOR KELAS
A. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
B. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
2.      Jujur ; Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
INDIKATOR SEKOLAH
A Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.
B Tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala.
C Menyediakan kantin kejujuran.
D Menyediakan kotak saran dan pengaduan.
E Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian.

INDIKATOR KELAS
A Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.
B Tempat pengumuman barang temuan atau hilang.
C Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala.
D Larangan menyontek.
3.      Toleransi  ; Sikap dan  tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah
     tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan  kemampuan khas.
B. Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan  status ekonomi.
INDIKATOR KELAS
A.  Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan
suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
B. Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.
C. Bekerja dalam kelompok yang berbeda.
4.      Disiplin ; Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Memiliki catatan kehadiran. 
B. Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin.
C. Memiliki tata tertib sekolah.
D. Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin.
E. Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib     sekolah.
F. Menyediakan peralatan praktik sesuai program studi keahlian (SMK).
INDIKATOR KELAS
A. Membiasakan hadir tepat waktu.
B. Membiasakan mematuhi aturan.
C. Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahliannya (SMK).
D. Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK).
5.      Kerja Keras ; Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
B .Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras.
C .Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
INDIKATOR KELAS   
A. Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
B. Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar.
C. Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja.
D. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.
6.      Kreatif ; Berpikir dan melakukan sesuatu untuk  menghasilkan cara atau hasil baru dari  sesuatu yang telah dimiliki.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Menciptakan situasi yang  menumbuhkan daya  berpikir dan bertindak kreatif.
INDIKATOR KELAS
A. Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.
B. Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik
maupun modifikasi.
7.      Mandiri ; Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
INDIKATOR SEKOLAH
Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.
INDIKATOR KELAS
Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.
8.      Demokratis ; Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama  hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
B. Menciptakan suasana  sekolah yang menerima perbedaan.
C. Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka.
INDIKATOR KELAS
A. Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.
B. Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka.
C. Seluruh produk kebijakan  melalui musyawarah dan mufakat.
D. Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.
9.      Rasa Ingin Tahu; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media
     elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah. 
B. Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu
     pengetahuan, teknologi, dan budaya.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.
B. Eksplorasi lingkungan secara terprogram.
C. Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik).  
10.  Semangat Kebangsaan; Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Melakukan upacara rutin sekolah.
B. Melakukan upacara hari-hari besar nasional.
C. Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.
D. Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.
E. Mengikuti lomba pada hari besar nasional.
INDIKATOR KELAS
A. Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi.
B. Mendiskusikan hari-hari besar nasional.
11.  Cinta Tanah Air ; Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Menggunakan produk buatan dalam negeri.
B. Menyediakan informasi  (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan
budaya Indonesia.
C.  Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
INDIKATOR KELAS
A. Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara,
peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia
B. Menggunakan produk buatan dalam negeri.
12.  Menghargai Prestasi; Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,  mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah.
B. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
INDIKATOR KELAS
A. Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik.
B. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
C. Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.
13.  Bersahabat/ Komuniktif; Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.
B. Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.
C. Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
D. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban. 
INDIKATOR KELAS
A. Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.
B. Pembelajaran yang dialogis.
C. Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.
D. Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.
14.  Cinta Damai; Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis.
B. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
C. Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender.
D. Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang.
INDIKATOR KELAS
A. Menciptakan suasana kelas yang damai.
B. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
C. Pembelajaran yang tidak bias gender.
D. Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.
15.  Gemar Membaca; Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Program wajib baca.
B. Frekuensi kunjungan perpustakaan.
C. Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.
INDIKATOR KELAS
A. Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik.
B. Frekuensi kunjungan perpustakaan.
C. Saling tukar bacaan.
D. Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.
16.  Peduli Lingkungan; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
B. Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.
C. Menyediakan kamar mandi dan air bersih.
D. Pembiasaan hemat energi.
E .Membuat biopori di area sekolah.
F. Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.
G. Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik.
H. Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.
I.  Penanganan limbah hasil praktik (SMK).
J. Menyediakan peralatan kebersihan.
K. Membuat tandon penyimpanan air.
L. Memrogramkan cinta bersih lingkungan.
INDIKATOR KELAS
A. Memelihara lingkungan kelas.
B. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.
C. Pembiasaan hemat energi.
17.  Peduli Sosial; Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.
B. Melakukan aksi sosial.
C. Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.
INDIKATOR KELAS
A. Berempati kepada sesama teman kelas.
B. Melakukan aksi sosial.
C. Membangun kerukunan warga kelas.
18.  Tanggung jawab; Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,  sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Membuat laporan setiap kegiatan  yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.
B. Melakukan tugas tanpa disuruh.
C. Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.
D. Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
INDIKATOR KELAS
A. Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
B. Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.
C. Mengajukan usul pemecahan masalah. 
Berdasarkan pendapat dari kedua sumber di atas, maka bisa disimpulkan bahwa komponen-komponen di atas bisa dijadikan tiang untuk mengajarkan kepada anak bangsa indonesia untuk bisa membangun manusia yg berkarakter baik dan menjadikan anak bangsa indonesia mempunyai karekter brdasarkan Imtaq.  Dan bisa hendaknya dipraktikkan kedalam pendidikan berkarakter di sekolah-sekolah.
Praktik-praktik pendidikan karakter yang sudah dijalankan itu, diharapkan dapat memberi insiprasi sekolah lain untuk melaksanakan dan mengembangkan pendidikan karakter yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah atau daerah masing-masing. Pendidikan karakter di sekolah-sekolah itu mestinya juga mengambil dari kearifan lokal, selain nilai-nilai kebajikan yang umum. "Kita ingin penerapnnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah yang dapat diukur. Misalnya, kebersihan masih jadi problem banyak sekolah. Bisa dimulai dari situ, lalu dikembangkan pada karakter lain yang mudah diukur dan diterapkan. Ada beberapa factor  yang mempengaruhi karakter bangsa. Factor-faktornya antara lain adalah:
1.      Ideologi
2.      Politik
3.      Ekonomi
4.      Sosila budaya
5.      Agama
6.      Normatif (hokum dan peraturan perundangan)
7.      Pendidikan
8.      Lingkungan
9.      Kepemimpinan
Ada tiga asumsi penyebab gagalnya pendidikan karakter
1.  Adanya anggapan bahwa persoalan pendidikan karakter/budi pekerti adalah persoalan klasik yang penanganannya adalah sudah menjadi tanggung jawab guru agama dan guru PPKn.
2. Rendahnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam mengembangkan dan mengintegrasikan aspek-aspek pendidikan karakter/budi pekerti ke dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan.
3.  Proses pembelajaran mata pelajaran yang berorientasi pada akhlak dan moralitas serta pendidikan agama cenderung bersifat transfer of knowledgedan kurang diberikan dalam bentuk latihan-latihan pengalaman untuk menjadi corak kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2011. Indikator Pendidikan Karakter Bangsa. Diambil Kembali pada Maret 18, 2012 dari (http://books.google.co.id).
Doni Koesoema, A. (2007). Tiga Matra Pendidikan Karakter. Dalam Majalah BASIS. Diambil Kembali pada Maret 18, 2012 dari (http://pendidikankarakter.org/index.co.id)
Malyno, Jufry. 2011. Aspek Karakter Bangsa | Pilar Terwujudnya Karakter Bangsa. www.Jufry Malyano. Blogspot.com.
http://nurfitriana-ryan.blogspot.com/2012/04/makalah-pendidikan-berkarakter.html

Teori Rekonstruksi by: Ame Suzako

2 comments:

  1. We have a wide range of Live and Demo trading accounts for you to choose from. Our range of Live trading Accounts include Cent, Basic, Standard, VIP and Exclusive accounts.

    ReplyDelete