1. Apakah Ilmu itu ?
Ilmu
merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima –
ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggeris Ilmu
biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan
dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan
Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun
secara konseptual mengacu paada makna yang sama. Untuk lebih memahami
pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan dikemukakan beberapa
pengertian :
“Ilmu
adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
“Science
is knowledge arranged in a system, especially obtained by observation
and testing of fact (And English reader’s dictionary)
“Science
is a systematized knowledge obtained by study, observation, experiment”
(Webster’s super New School and Office Dictionary)
dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung
arti pengetahuan, tapi pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang
tersusun secara sistematis atau menurut Moh Hatta (1954 : 5)
“Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu”.
2. Kedudukan Ilmu Menurut Islam
Ilmu
menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini
terlihat dari banyaknya ayat AL qur’an yang memandang orang berilmu
dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang
banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Didalam
Al qur’an , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780
kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari AL
qur’an sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting dariagama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani9(1995;; 39) sebagai berikut ;
‘’Salah
satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya
terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al –sunah mengajak kaum
muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta
menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi’’
ALLah s.w.t berfirman dalam AL qur;’an surat AL Mujadalah ayat 11 yang artinya:
“ALLah
meninggikan baeberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman
diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).dan
ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan
menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki
seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut ILmu ,dan Ilmu yang
dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia
dihadapan ALLah ,sehingga akan tumbuh rasakepada ALLah bila melakukan
hal-hal yang dilarangnya, hal inisejalan dengan fuirman ALLah:
“sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba –hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu) ; (surat faatir:28)
Disamping
ayat –ayat Qur’an yang memposisikan Ilmu dan orang berilmu sangat
istimewa, AL qur’an juga mendorong umat islam untuk berdo’a agar ditambahi ilmu, seprti tercantum dalam AL qur’an sursat Thaha ayayt 114 yang artinya “dan katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu penggetahuan “.
dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana
menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal
menekeankan pentingnya membaca , sebagaimana terlihat dari firman ALLah
yang pertama diturunkan yaitu surat Al Alaq ayat 1sampai dengan ayat 5 yang artuinya:
“bacalah dengan meyebut nama tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan Kamu dari segummpal darah .
Bacalah,dan tuhanmulah yang paling pemurah.
Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kala .
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.”
Ayat
–ayat trersebut , jelas merupakan sumber motivasi bagi umat islam untuk
tidak pernah berhenti menuntut ilmu,untuk terus membaca ,sehingga posisi
yang tinggi dihadapan ALLah akan tetap terjaga, yang berearti juga rasa
takut kepeada ALLah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia
untuk melakukan amal shaleh , dengan
demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi denga ilmu akan
membuahkan amal ,sehingga Nurcholis Madjd (1992: 130) meyebutkan bahwa
keimanan dan amal perbuatan membentuk segi tiga pola hidup yang kukuh
ini seolah menengahi antara iman dan amal .
Di
samping ayat –ayat AL qur”an, banyak nyajuga hadisyang memberikan
dorongan kuat untukmenuntut Ilmu antara lain hadis berikut yang dikutip
dari kitab jaami’u Ashogir (Jalaludin-Asuyuti, t. t :44 ) :
“Carilah
ilmu walai sampai ke negri Cina ,karena sesungguhnya menuntut ilmu itu
wajib bagisetuap muslim’”(hadis riwayat Baihaqi).
“Carilah
ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu
wajib bagi setiap muslim . sesungguhnya Malaikat akan meletakan
sayapnya bagi penuntut ilmu karena rela atas apa yang dia tuntut
“(hadist riwayat Ibnu Abdil Bar).
Dari
hadist tersebut di atas , semakin jelas komitmen ajaran Islam pada ilmu
,dimana menuntut ilmu menduduki posisi fardhu (wajib) bagi umat islam
tanpa mengenal batas wilayah,
3. Klarsfikasi Ilmu menurut ulama islam.
Dengan
melihat uraian sebelumnya ,nampak jelas bagaimana kedudukan ilmu dalam
ajaran islam . AL qur’an telah mengajarkan bahwa ilmu dan para ulama
menempati kedudukan yang sangat terhormat, sementara hadis nabimenunjukan bahwa menuntut ilmu merupakan
suatu kewajiban bagi setiap muslim. Dari sini timbul permasalahan
apakah segala macam Ilmu yang harus dituntut oleh setiap muslim dengan
hukum wajib (fardu), atau hanya Ilmu tertentu saja ?. Hal ini mengemuka
mengingat sangat luasnya spsifikasi ilmu dewasa ini .
Pertanyaan
tersebut di atas nampaknya telah mendorong para ulama untuk melakukan
pengelompokan (klasifikasi) ilmu menurut sudut pandang masing-masing,
meskipun prinsip dasarnya sama ,bahwa menuntut ilmu wajib bagi setiap
muslim. Syech Zarnuji dalam kitab Ta’liimu AL Muta‘alim (t. t. :4)
ketika menjelaskan hadis bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim menyatakan :
“Ketahuilah
bahwa sesungguhya tidak wajib bagi setiap muslim dan muslimah
menuntutsegsls ilmu ,tetapi yang diwajibkan adalah menuntut ilmu
perbuatan (‘ilmu AL hal) sebagaimana diungkapkan ,sebaik-baik ilmu
adalah Ilmu perbuaytan dan sebagus –bagus amal adalah menjaga
perbuatan”.
Kewajiban
manusia adalah beribadah kepeda ALLah, maka wajib bagi manusia(Muslim
,Muslimah) untuk menuntut ilmu yang terkaitkan dengan tata cara
tersebut ,seprti kewajiban shalat, puasa, zakat, dan haji
,mengakibatkan wajibnya menuntut ilmu tentang hal-hal tersebut .
Demikianlah nampaknya semangat pernyataan Syech Zarnuji ,akan tetapi
sangat di sayangkan bahwa beliau tidak menjelaskan tentang ilmu-ilmu
selain “Ilmu Hal” tersebut lebih jauh di dalam kitabnya.
Sementara itu Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin
mengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok yaitu 1). Ilmu Fardu a’in,
dan 2). Ilmu Fardu Kifayah, kemudian beliau menyatakan pengertian
Ilmu-ilmu tersebut sebagai berikut :
“Ilmu
fardu a’in . Ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, Maka orang
yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya, berartilah dia
sudah mengetahui ilmu fardu a’in “ (1979 : 82)
“Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakan urusan duniawi “ (1979 : 84)
Lebih jauh Al Ghazali
menjelaskan bahwa yang termasuk ilmu fardu a’in ialah ilmu agama dengan
segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam, sementara
itu yang termasuk dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah antara
lain ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian,
ilmu politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang
dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan urusan dunia.
Klasifikasi Ilmu yang lain dikemukakan oleh Ibnu Khaldun yang membagi kelompok ilmu ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Ilmu yang merupakan suatu yang alami pada manusia, yang ia bisa menemukannya karena kegiatan berpikir.
2. Ilmu yang bersifat tradisional (naqli).
bila kita lihat pengelompokan di atas , barangkali bisa disederhanakan menjadi 1). Ilmu aqliyah , dan 2). Ilmu naqliyah.
Dalam penjelasan selanjutnya Ibnu Khaldun menyatakan :
“Kelompok
pertama itu adalah ilmu-ilmu hikmmah dan falsafah. Yaituilmu
pengetahuan yang bisa diperdapat manusia karena alam berpikirnya, yang
dengan indra—indra kemanusiaannya ia dapat sampai kepada
objek-objeknya, persoalannya, segi-segi demonstrasinya dan aspek-aspek
pengajarannya, sehingga penelitian dan penyelidikannya itu menyampaikan
kepada mana yang benar dan yang salah, sesuai dengan kedudukannya
sebagai manusia berpikir. Kedua, ilmu-ilmu tradisional (naqli dan
wadl’i. Ilmu itu secara keseluruhannya disandarkan kepada berita dari
pembuat konvensi syara “ (Nurcholis Madjid, 1984 : 310)
dengan demikian bila melihat pengertian
ilmu untuk kelompok pertama nampaknya mencakup ilmu-ilmu dalam spektrum
luas sepanjang hal itu diperoleh melalui kegiatan berpikir. Adapun
untuk kelompok ilmu yang kedua Ibnu Khaldun merujuk pada ilmu yang
sumber keseluruhannya ialah ajaran-ajaran syariat dari al qur’an dan sunnah Rasul.
Ulama lain yang membuat klasifikasi Ilmu adalah Syah Waliyullah, beliau adalah ulama kelahiran India
tahun 1703 M. Menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi kedalam tiga kelompok
yaitu : 1). Al manqulat, 2). Al ma’qulat, dan 3). Al maksyufat. Adapun pengertiannya sebagaimana dikutif oleh A
Ghafar Khan dalam tulisannya yang berjudul “Sifat, Sumber, Definisi dan
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan menurut Syah Waliyullah” (Al Hikmah, No.
11, 1993), adalah sebagai berikut :
1).
Al manqulat adalah semua Ilmu-ilmu Agama yang disimpulkan dari atau
mengacu kepada tafsir, ushul al tafsir, hadis dan al hadis.
2). Al ma’qulat adalah semua ilmu dimana akal pikiran memegang peranan penting.
3). Al maksyufat adalah ilmu yang diterima langsung dari sumber Ilahi tanpa keterlibatan indra, maupun pikiran spekulatif
Selain
itu, Syah Waliyullah juga membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua
kelompok yaitu : 1). Ilmu al husuli, yaitu ilmu pengetahuan yang
bersifat indrawi, empiris, konseptual, formatif aposteriori dan 2). Ilmu al huduri, yaitu ilmu
pengetahuan yang suci dan abstrak yang muncul dari esensi jiwa yang
rasional akibat adanya kontak langsung dengan realitas ilahi .
Meskipun
demikian dua macam pembagian tersebut tidak bersifat kontradiktif
melainkan lebih bersifat melingkupi, sebagaimana dikemukakan A.Ghafar Khan bahwa al manqulat dan al ma’qulat dapat tercakup ke dalam ilmu al husuli
4. Apakah filsafat itu ?
Secara
etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata “philo”
berarti cinta dan” sophia” yang berarti kebenaran, sementara itu
menurut I.R. Pudjawijatna (1963 : 1) “Filo artinya cinta dalam arti
yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha
mencapai yang diinginkannya itu . Sofia artinya kebijaksanaan ,
bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut
namanya saja Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.
Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat
mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa
dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama
merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh
filsafat dan jawabannya bersifat mutlak. Menurut Sidi Gazlba (1976 :
25) Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti
(riset dan/atau eksperimen) ; batasnya sampai kepada yang tidak atau
belum dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat : segala sesuatu
yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat
alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam namun demikian ia juga
mencoba memikirkan sesuatuyang diluar alam, yang disebut oleh agama
Tuhan. Sementara itu Oemar Amin Hoesin (1964 : 7) mengatakan bahwa ilmu
memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmat
5. Apakah Filsafat Ilmu itu ?
filsat
ilmu pada dasarnya merupakan upaya untuk menyoroti dan mengkaji ilmu,
dia berkaitan dengan pengkajian tentang obyek ilmu, bagaimana
memperolehnya serta bagaimana dampai etisnya bagi kehidupan masyarakat.
Secara umum kajian filsafat ilmu mencakup :
1) Aspek ontologis
2) Aspek epistemologis
3) Axiologis
Aspek
ontologis berkaiatan dengan obyek ilmu, aspek epistemologis berkaiatan
dengan metode, dan aspek axiologis berkaitan dengan pemanfatan ilmu.
Dari sudut ini folosuf muslim telah berusaha mengkajinya dalam suatu
kesatuan dengan prinsip dasar nilai-nilai keislamanyang bersumebr pada
Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
Teori Rekonstruksi by: Ame Suzako
1.almanqulat
2.alma’qulat
3.almksyufat.
yang ingin saya tanyakan apakah ada kesamaan dan perbedaan antara ilmu almanqulat dengan alma’qulat.Terima kasih
yang saya ingin tanyakan : maksud dari “berita pembuat syara dan bagaimana pandangan Bapak mengenai ilmu yang berhubungan dengan mistik?
saya pernah mendengar bahwa ajaran filsafat sering bersebrangan ajaran agama islam.Apakah demikian?
tolong lihat email dari saya sampe apa tidak, saya lampirkan berkas makalah. terima kasih..
“Dizaman sekarang ini kehebatan manusia tidak diragukan lagi, ini terbukti karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.”
Berkaitan dengan pendapat di atas… coba klik alamat ini
http://awan965.wordpress.com/2007/03/19/kehancuran-bumi-tahun-2053-tubrukan-dengan-planet/
dan alamat ini
http://awan965.wordpress.com/2007/03/25/bukti-kebesaran-allah-dan-kebenaran-al-quran/
Mungkin Anda atau siapa punya pendapat?
Silakan klik artikel investor pendidikan Indonesia (yang mungkin kita lupakan). klik saja link ini http://endang965.wordpress.com/2007/05/04/ki-hajar-dewantara-1889-1959/
Coba buka lagi link ini tentang begitu besar Jepang menanamkan investasi pendidikannya
klik saja link ini http://endang965.wordpress.com/2007/05/06/potret-pendidikan-di-jepang/
dan
http://endang965.wordpress.com/2007/05/06/fukuzawa-yukichi-tokoh-pendidikan-jepang/
Itu semua (investasi pendidikan/pendidikan seumur hidup) sudah ada dalam Al Quran 14 abad yang lalu….
Ilmu memang sangat penting sekali dalam kehidupan modern saat ini bisa kita lihat di dunia pekerjaan seperti di instansi pemerintah betepa hebatnya peran pendidikan apalagi pendidikan formal setingkat S-1 saat ini semakain bersaing untuk dicapai seorang pegawai tanpa pndidkan formal akan semakain tertinggal.
Yang lebih penting saat ini umat islam harus kembali menggali ilmu agamanya supaya mendapt pertolongan dari Allah SWT, karena ketidak pastian saat ini disebabkan umat islam bertingkah tidak sesuai ketentuan Alquran dan Hadist.Hatur nuhun
Sehingga bila manusia berilmu dan dilandasi dengan ajaran-ajaran alquran dan hadis serta dilaksanakan dengan penuh kearifan dan bijaksana maka ilmunya tidak akan sia-sia.
jadi kesimpulan dari ilmu menurut Filsafat Ilmu adalah ;
Ilmu bisa memberi pengetahuan dan Filsapat bisa menjadi hikmat, bahwasanya bila kita mengakui semua yang ada di Dunia ini dengan dilandasai oleh Ilmu maka segalanya akan kembali pada Yang Maka Kuasa.
Dapat diartikan bahwa Islam(Alqur’an dan Al-Hadist) merupakan pedoman manusia dalam menuntut ilmu di segala aspek kehidupan.Sedangkan ilmu dalam pandangan islam kedudukannya sangat penting dan wajib dituntut oleh setiap manusia (Muslim), karena ilmu merupakan sarana komunikasi dalam penyebaran, pembelajaran, pemahaman dan perlindungan islam.
comment dari saya cukup sekian dulu ya pak, bersambung… huehue
“Barang siapa mau dengan dunia, hendaklah dengan ilmu, barang siapa mau dengan Akhirat hendaklah dengan ilmu, dan barang siapa mau akan keduanya hendaklah dengan ilmu”
Tanpa kita sadari, sistem pendidikan yang kita lalui selama ini telah banyak mempengaruhi sikap dan pemikiran kita dalam berbagai aspek kehidupan termasuk yang berkaitan dengan ilmu. Sistem pendidikan yang bersifat sekuler telah pula mempengaruhi sikap banyak orang dalam mencari ilmu. Untuk ilmu-ilmu yang akan memudahkan mereka di dunia sanggup jatuh bangun mencarinya, berkorban harta untuk pembiayaan yang tinggi, berkorban pikiran dan tenaga untuk mendapat nilai yang baik, ijazah dan titel. Mereka akan memilih sekolah dan guru-guru pengajar yang mereka anggap terbaik. Tapi untuk ilmu-ilmu yang justru dapat mengingatkan mereka pada Allah (ilmu agama) mana usaha mereka ? Biasanya kebanyakan orang mencari ilmu agama sebagai sambilan saja. Untuk mencari ilmu dunia, mereka mencari guru yang memang ahli di bidangnya. Apakah dalam mencari ilmu Islam yang bertujuan untuk menjadi orang bertaqwa, mereka betul-betul mencari orang yang dapat menjadi model dalam ketaqwaan ?
TRIMAKASIH.
sain dan islam, mahdi ghulsyani
ilmu huduri, hairi yazdi
talimul mutaalim
Ihya al ghazali khususnya jilid 2
munqidu minaddolal al ghazali
hirarki ilmu dll
sekian dan terima kasih, Wassalam.
Ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia santap penting kaidahnya dan dalam agama Islam sangat menekankan akan wajibnya seorang muslim untuk menuntut ilmu. Di dalam Al-Qur’an juga disebutkan bahwa kata ilmu dan kata-kata jadiannya di gunakan lebih dari 780 kali, ilmu menurut saya digunakan tanpa harus di hitung berapa kali kita mencari ilmu. Namun pada kenyataannya saat ini kita dapat melihat bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dikuasai oleh ilmu-ilmu yang berasal dari pemikiran-pemikran dunia barat dan ilmu-ilmu yang bernafaskan kaidah-kaidah Islam seakan tenggelam dibawah bayang-bayang modernisasi dunia barat.
Tetapi dengan demikian selaku umat muslim sudah sewajarnya untuk mengetahui ilmu pengetahuan yang bernafaskan kaidah-kaidah Islam, meskipun kita tidak mendalami lebih jauh.
Wassalam.
Dadan Ahmad Gandara
04202520589
Manajemen (Karyawan)
Fak. Ekonomi Uniku
Setelah saya membaca artikel Bapak, ada yang saya tidak mengerti, dalam artikel bapak disebutkan bahwa secara umum kajian Filsafat Ilmu itu mencakup:
1. Aspek Ontologis, berkaitan dengan objek ilmu, maksudnya ilmu apa?
2. Aspek Epistemologis, berkaitan dengan metode, metode yang digunakan itu metode apa?
3. Aspek Axiologis, berkaitan dengan pemanfaatan ilmu, Bagaimana cara memanfaatkan ilmu itu? Wss.
Setelah saya membaca artikel bapak,dalam kedudukan ilmu sangatlah penting.sehingga salah satu yang membedakan islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap ilmu (sains).menurut saya jadi ilmu dengan agama sangatlah berkaitan.karena ilmu tanpa agama akan buta.dan agama tanpa ilmu akan gelap
“Dizaman sekarang ini kehebatan manusia tidak diragukan lagi, ini terbukti karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.”
Berkaitan dengan pendapat di atas… coba klik alamat ini
http://awan965.wordpress.com/2007/03/19/kehancuran-bumi-tahun-2053-tubrukan-dengan-planet/
dan alamat ini
http://awan965.wordpress.com/2007/03/25/bukti-kebesaran-allah-dan-kebenaran-al-quran/
Kita jangan lupa kepada para investos pendidikan di Indonesia….
Silakan klik artikel investor pendidikan Indonesia (yang mungkin kita lupakan). klik saja link ini http://endang965.wordpress.com/2007/05/04/ki-hajar-dewantara-1889-1959/
Coba buka lagi link ini tentang begitu besar Jepang menanamkan investasi pendidikannya
klik saja link ini http://endang965.wordpress.com/2007/05/06/potret-pendidikan-di-jepang/
dan
http://endang965.wordpress.com/2007/05/06/fukuzawa-yukichi-tokoh-pendidikan-jepang/
Itu semua (investasi pendidikan/pendidikan seumur hidup) sudah ada dalam Al Quran 14 abad yang lalu….
Menurut saya orang Jepang sudah melaksakan perintah Islam yaitu, belajarlaj mulai dari lahir sampai dewasa, ambil yang baiknya buang yang buruknya, bagaimana dengan kita?
Padahal Jepang bukan (mayoritas) Islam…
Dalam ajaran Islam bagaimana derajat/ kedudukan orang-orang yang tidak berilmu, tetapi orang tersebut beriman kepada Allah? atau sebaliknya bagaimana derajat/kedudukan orang-orang yang berilmu, tetapi tidak diimbangi dengan iman dan taqwa kepada Allah?
Eman Sulaeman
Tk III/ Akuntansi
meyliawati III/ Akuntansi (karyawan)
.
Jadi antara Ilmu dan Islam sangat berkaitan dan bersinergi satu sama lain untuk menciptakan hubungan yang khusus dan ritual dengan ALLAH dan terpeliharanya hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia sesuai norma, aturan, tatacara dan tuntunan berdasarkan Ilmu yang dimiliki.
Kalssfikasi ilmu menurut ibnu khaldun ada 2 yaitu:
1. ilmu yang merupakan suatu yang alami pd manusia, yang ia bisa menemukannya karena kegiatan berpikir
2. ilmu yang bersifat tradisional (naqil)
pak,apakah ilmu yang bersifat tradisional lahir sejak dini atau adanya ilmu tersebut lahirnya dari pergaulan kita sendiri?
pak,apakah seorang muslim wajib memiliki ilmu atau hanya ilmu-ilmu tertentu yang harus dimiliki oleh seorang muslim?
Kebahagian, kedamaian, dan ketentraman hati senantiasa berawal dari ilmu pengetahuan. Itu terjadi karena ilmu mampu menembus yang samar, menemukan sesuatu yang hilang, dan menyingkap yang tersembunyi. Selain itu naluri dari jiwa manusia itu adalah selalu ingin mengetahui hal-hal yang baru dan ingin mengungkap sesuatu yang menarik.
ayo….sahabat2 .jangan malas kita harus rajinnnnnnn
(La Tahzan, jangan bersedih !, nikmatnya ilmu pengetahuan)
Islam dan ilmu itu sangat berhubungan sekali dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. ilmu sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, karena kalau tidak ada ilmu tidak akan terarah dan teratur juga ulmu menambah pengetahuan kita. karena itu ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu baik bidang agama ekonomi, politis dan lain -lain, yang merupakan pengetahuan-pengetahuan.
dalam islam ilmu juga sangat penting sekali, karena ilmu berhubungan dengan keimanan dalam diri kita masing-masing, dalam islam orang yang beriman pasti berilmu, cuma cara berimannya itu berbeda-beda ada iman yang kuat dan ada yang tipis.
orang yang beriman itu sangat berharga dan sangat dihargai, ilmu dalam islam juga penting untukmenambah ilmu agama.
ada hadis yang mengatakan carilah ilmusam,pai ke negri cina, maksudnya calrilah ilmu walaupun jauh keujung negeri. walaupun banyak rintangan dan kendala yan akan menghadang kita kedudukan ilmu sangat tinggi dan terhormast dalam islam, maka kita wajib mencari ilmu setinggi-tingginya.
ilmu islam mengajarkan wajinb hukumnya kita beribadah pada Allah SWT, juga mentaati apa yang diperintahkannya danmenjauhi larangan-laranganya. ilmu itu sifatnya alami, dengan berfikir kita bisa menemukan ilmu, dengan membaca kita akan menemukan ilmu jadi ilmu apapundan dimanapun bisa cari.
N A M A : ASEP KUHRO
TK/JURUSAN : III/MANAJEMEN
NIM : 04202510476
1. Dalam kontek keislaman, kita menyakini bahwa manusia itu besal dari tanah, apakah tanah yang dimaksud dalam dalam islam tersebut merupakan tanah bumi atau tanah apa?
2. Apabila kita lihat dalam teori biogenesis, apakah asal usul terciptanya manusia menurut paradigma islam bisa menjadi ilmiah?
3. Apakah terciptanya manusia menurut keyakinan islam hanya sebagai filsafat saja ataukah bisa menjadi sebuah teori ilmiah..??
4. Menurut islam, apakah bumi tercipta lebih dahulu sebelum manusia diciptakan untuk menempatinya?
menurut bapak apakah islam liberal itu suatu islam yang lebih baik dari pada islam yang tradisional?
karena menurut saya islam liberal itu akan banyak persepsi atau pemikiran yang berbeda,sehingga banyak penapsiran yang mengacu kesuatu syariah yang dihalalkan.Sedangkan islam tradisional akan mengarah kepada kemunafikan,dan itu akan menghambat perkembangan islam dan tidak bisa menyusuaikan dengan jaman modern.
Menurut pandangan bapak dari dua istilah islam liberal dan islam tradisional itu bagaimana
1. Dampak negatif dan positif islam liberal dan islam tradisional
2. Apakah islam liberal sudah universal di Indonesia ini
3. Bagaimana dampaknya jika kita menjalankan islam tradisional saja dan
4. Bagaimana jika banyak persefsi islam liberal apa yang terjadi
-kedudukan yang lebih tinggi yang bagai manakah di mata ALLOH.
- Semakin ilmu berkembang dan semakin orang di beri ilmu pengetahuan yang tinggi tetapi banyak orang yang menyalah gunakan ilmu tersebut .apakah ada azab alloh apabila ilmu pengetahuan tersebut di salah gunakan mohon penjelasannya.
Nama : Sri Yuningsih
Nim : 2005032605
tingkat :lanjutan
semester : II/Ic
jurusan : FE-AP
1. Kuasa agama terhadap ilmu
2. Pemisahan daerah agama dan ilmu
3. Integrasi agama dan ilmu
Yang ingin saya tanyakan, menurut Bapak apakah maksud dari 3 hal tsb? saya kurang mengerti.
terimakasih. Wass..
1. Kuasa agama terhadap ilmu
2. Pemisahan daerah agama dan ilmu
3. Integrasi agama dan ilmu
Yang ingin saya tanyakan, menurut Bapak apakah maksud dari 3 hal tsb? saya kurang mengerti.
Terimakasih. Wass..
1.Tentang asal usul manusia yang dalam artikel bapak dikatakan bahwa manusia berasal dari segumpal darah tapi ada sebagian pendapat yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera dan sebagian lagi menyatakan bahwa manusia berasal dari tanah.bagaiman pendapat bapak tentang hal itu???????
2.Kenapa kita harus mempelajari filsafat ilmu dan apa manfaatnya bagi kehidupan rohani kita???????
Wiwin Sriwinarni / F.E. Uniku / Kls. Karyawan
2005052354
Sedangkan yang lain adalah disebut seni saja. Seni arsitektur, seni kedokteran, dll.Bagaimana pak ?
Islam diawali dengan proses keilmuan yaitu “Iqro” = bacalah. sebagaimana diperintahkan, sebagaimana hamba 4jjl untuk menuntut ilmu sampai ke negeri cina, sepanjang hidup.
Barang siapa menghendaki dunia maka wajiblah memiliki ilmu, barang siapa menghendaki akhirat maka wajiblah memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka ia wajib memiliki ilmu. untuk itu, betapa pentingnya ilmu karena ilmu merupakan akar segala kehidupan manusia yang menjadikan manusia menjadi mahluk yang paling mulia disisi 4jjl.
kesimpulan “manusia tanpa ilmu bagaikan hidup tanpa nilai”
kita selaku umat islam tidak ada alasan untuk tidak mencari ilmu secara formal maupun informal.
NAMA : TITA NOVITA
JURUSAN : AKUNTANSI/FE UNIKU
SEMSTER : VI
KELAS : KARYAWAN
“katakanlah… bahwa segala ilmu hanya dari Allah.
Mnatab lah
1. ilmu fiqih
2. ilmu tauhid
3. ilmu tasawuf..
apakah definisi tersebut sudah benar?
1.ilmu kalam (pemikiran)
2.ilmu tasawuf(pensucian)
pada waktu zaman ilmu kalam di kembangkan islam tak terkalahkan dalam bidang apapun,sampai islam menguasai 2/3 dunia,tetapi pada waktu muncul nya ilmu tasawuf ,umat islam banyak mengutamakan pendekatan diri kepada Allah(Taswauf).ilmu tasawuf pun berkembang,ada nama nya tasawuf kontemporel yang mana menjadikan manusia menjadi Zuhud.yang mana mencari kekayaan.menciptakan teknologi dan apa yang berhubungan dengan kemajuan dalam kehidupan.tetapi apa yang didapat itu dijadikan proses pendekatan kepada Allah.orang yang Zuhud tidak terlalu cinta/terkesan terhadap keuangan,teknologi(DUNIA).lawan dari pada zuhud adalah hubud dunia.
apakah ada hubungannnya ilmu dengan agama menurut orang-orang timur???
saya ingin bertanya bagaimana islam memandang ilmu yg terkait dng ilmu bebas nilai dan ilmu tidk bebas nilai ?
Sebelum kita berbicara secara panjang lebar hubungan antara agama dengan ilmu dengan segala problematika yang bersifat kompleks yang ada didalamnya maka untuk mempermudah mengurai benang kusut yang dilihat oleh manusia seputar hubungan antara agama dengan ‘ilmu’ maka kita harus mengenal terlebih dahulu dua definisi pengertian ‘ilmu’ yang jauh berbeda satu sama lain,yaitu definisi pengertian ‘ilmu’ versi Tuhan dan versi sudut pandang manusia.
Pertama adalah definisi pengertian ‘ilmu’ versi sudut pandang materialistik yang lahir melalui saintisme yang mendeskripsikan definisi pengertian ‘ilmu’ sebagai ‘segala suatu yang sebatas wilayah pengalaman dunia indera’ sehingga yang diluar wilayah pengalaman dunia indera menjadi tidak bisa didefinisikan sebagai wilayah ilmu.ini adalah pandangan yang kita kenal sebagai saintisme,faham ini berpandangan atau beranggapan bahwa ilmu adalah ‘ciptaan’ manusia sehingga batas dan wilayah jelajahnya harus dibingkai atau ditentukan oleh manusia.artinya manusia harus mengikuti pandangan manusia.
Kedua adalah definisi pengertian ‘ilmu’ versi Tuhan yang mendeskripsikan ilmu sebagai suatu yang harus bisa mendeskripsikan keseluruhan realitas baik yang abstrak maupun yang konkrit sehingga dua dimensi yang berbeda itu bisa difahami secara menyatu padu.pandangan Ilahiah ini menyatakan bahwa ilmu adalah suatu yang berasal dari Tuhan sehingga batas dan wilayah jelajahnya ditentukan oleh Tuhan dan tidak bisa dibatasi oleh manusia artinya manusia harus mengikuti pandangan Tuhan.
Mengapa bisa terjadi sesuatu yang dianggap sebagian manusia sebagai ‘benturan antara agama dengan ilmu’ (?) bila dilihat dengan kacamata Ilahi sebenarnya bukan terjadi benturan antara agama dengan ilmu sebab baik agama maupaun ilmu keduanya berasal dari Tuhan yang mustahil berbenturan.benturan itu terjadi karena manusia membatasi pengertian ‘ilmu’ diseputar wilayah dunia indera,sebaliknya agama tidak membatasi wilayah ilmu sebatas wilayah pengalaman dunia indera karena ilmu harus mendeskripsikan keseluruhan realitas baik yang abstrak maupun yang gaib sehingga otomatis ilmu yang di persempit wilayah jelajahnya (sehingga tak boleh menjelajah dunia abstrak) itu akan berbenturan dengan agama.
Jadi yang berbenturan itu bukan agama vs ilmu tapi agama versus definisi pengertian ‘ilmu’ yang telah dipersempit wilayah jelajahnya.
Dalam konsep Tuhan ilmu adalah suatu yang memiliki dua kaki yang satu berpijak didunia abstrak dan yang satu berpijak didunia konkrit dan konsep ilmu seperti itu akan bisa menafsirkan agama.sebaliknya konsep ilmu versi kaum materialistic hanya memiliki satu kaki yang hanya berpijak didunia konkrit yang bisa dialami oleh pengalaman dunia indera sehingga dengan konsep seperti itu otomatis ilmu tidak akan bisa menafsirkan agama.
Jadi bila ada fitnah ‘benturan agama vs ilmu’ maka yang harus kita analisis adalah definisi pengertian ‘ilmu’ versi siapa yang berbenturan dengan agama itu,bila itu adalah definisi pengertian ‘ilmu’ versi saintisme (yang membatasi ilmu sebatas wilayah pengalaman dunia indera) maka itu adalah suatu yang pasti akan terjadi,sebab agama tidak membatasi ilmu sebatas wilayah pengalaman dunia indera sebab dalam pandangan Tuhan ilmu adalah sesuatu yang harus bisa menjangkau keseluruhan baik yang abstrak maupun yang konkrit (sehingga dua alam itu bisa difahami secara menyatu padu sebagai satu kesatuan system).
‘ilmu’ dalam saintisme ibarat kambing yang dikekang oleh tali pada sebuah pohon ia tak bisa jauh melangkah karena dibatasi wilayah jelajahnya harus sebatas wilayah pengalaman dunia indera sehingga ‘yang benar menurut saintisme adalah segala sesuatu yang harus terbukti secara empirik (tertangkap mata secara langsung),dengan prinsip inilah kacamata saintisme menghakimi agama sebagai ‘tidak berdasar ilmu’.
Bandingkan dalam agama wilayah jelajah ilmu itu luas tidak dibatasi sebatas wilayah pengalaman dunia inderawi sebab itu ‘ilmu’ dalam agama bisa merekonstruksikan realitas secara keseluruhan baik yang berasal dari realitas yang abstrak (yang tidak bisa tertangkap mata secara langsung) maupun realitas konkrit (yang bisa tertangkap oleh mata secara langsung).jadi ilmu dalam agama tidak seperti kambing yang dikekang.
Yang mesti diingat ‘sains’ (kini) pengertiannya adalah ilmu seputar dunia materi (yang bisa terbukti secara empirik) jadi sains bukanlah ilmu dalam pengertian yang bersifat menyeluruh karena wilayah cakupannya terbatas sebatas dunia materi yang bisa di tangkap dunia indera,sebab itu sungguh janggal bila sains menghakimi agama yang wilayah jelajahnya meliputi keseluruhan realitas,sebab itu sama dengan meteran tukang kayu digunakan untuk mengukur lautan nan dalam.
Sebab itu bila ilmu diibaratkan sebuah bangunan besar yang memiliki banyak ruang maka ‘sains’ (termasuk teknologi) didalamnya adalah salah satu kamarnya.inilah gambaran tentang ilmu yang tidak difahami kaum materialist,yang gambarannya tentang ‘ilmu’ hanya hidup diruang ‘sains’.ia lupa atau tidak tahu bahwa teramat banyak ruang lain yang untuk memasukinya memiliki metode yang berbeda dengan sains.
Jadi mesti diingat bahwa ‘sains’ pengertiannya kini harus difahami sebagai ‘ilmu seputar dunia materi’ (yang bisa terbukti secara empirik) agar dalam pandangan manusia pengertiannya tidak tumpang tindih dengan definisi pengertian ‘ilmu’ yang sebenarnya. jadi ‘sains’ bukanlah ilmu dalam pengertian yang bersifat menyeluruh karena wilayah cakupannya terbatas sebatas dunia materi yang bisa di tangkap dunia indera, (sebab itu sungguh janggal bila parameter sains digunakan sebagai alat untuk menghakimi agama yang wilayah jelajahnya meliputi keseluruhan realitas,sebab itu sama dengan meteran tukang kayu digunakan untuk mengukur lautan nan dalam).
Artinya bila dilihat dari kacamata sudut pandang Tuhan maka apa yang dimaksud ‘sains’ sebenarnya adalah salah satu cabang ilmu,tapi kacamata sudut pandang saintisme mengklaim bahwa (satu satunya) definisi pengertian ‘ilmu’ yang benar menurut mereka adalah konsep saintisme / yang memparalelkan pengertian ‘ilmu’ dengan ‘sains’ seolah hanya sains = ilmu, dan ilmu = hanya sains,dimana selain ‘sains’ yang lain hanya dianggap ‘pengetahuan’ (sebagaimana telah tertera dalam buku buku teks filsafat ilmu).
Kaum materialist tidak mau menerima bila konsep ‘ilmu’ dikaitkan dengan realitas dunia abstrak sebab saintisme berangkat dari kacamata sudut pandang materialistik ‘bermata satu’.yang pasti bila kita menerima definisi konsep ‘ilmu’ versi barat (dengan metodologi yang harus terbukti secara empirik) maka agama seperti ‘terpaksa’ harus difahami sebagai ‘ajaran moral’ bukan kebenaran berasas ilmu (sebagaimana pemahaman filsafat materialist terhadap agama).padahal menurut konsep Tuhan agama adalah kebenaran berdasar ilmu,(hanya ‘ilmu’ yang dimaksud adalah konsep ilmu yang bersifat universalistik yang hanya bisa difahami oleh manusia yang ‘bermata dua’/bisa melihat kepada realitas dunia abstrak dan dunia konkrit secara berimbang).
Jadi mari kita analisis masalah (ilmu dan kebenaran ) ini dari dasar dari realitas yang bersifat menyeluruh,sehingga umat manusia tidak terdoktrin oleh ‘kebenaran’ versi sudut pandang materialist yang sebenarnya berpijak pada anggapan dasar bahwa yang real atau ‘realitas’ adalah hanya segala suatu yang bisa tertangkap dunia indera (dan secara metodologis bisa dibuktikan secara empirik),dan terlalu picik untuk bersandar pada anggapan demikian, mengingat hanya sebagian kecil saja realitas yang bisa ditangkap oleh dunia pengalaman indera manusia,sehingga wajar bila melalui agama Tuhan memberitahukan kepada manusia realitas yang dunia panca indera manusia tidak bisa menangkapnya.
Jadi bila saat ini banyak pandangan yang ‘bias’ – ‘rancu’ seputar hubungan agama dengan ilmu itu karena definisi pengertian ‘ilmu’ yang saat ini dominan dan menguasai dunia adalah definisi ‘ilmu’ versi saintisme itulah,dan banyak orang yang belum bisa mengoreksi pandangan saintisme itu dari benaknya,banyak orang yang tanpa sadar memakai kacamata saintisme dalam memahami hubungan agama dengan ilmu sehingga kala melihat agama ia melihatnya sebagai suatu yang seolah ‘berada diluar wilayah ilmu’ itu karena saintisme membatasi ‘ilmu’ sebatas wilayah pengalaman dunia inderawi. sedang definisi pengertian ‘ilmu’ versi Tuhan memang hanya difahami sedikit orang yang memiliki pandangan berimbang antara melihat kedunia abstrak dengan melihat ke dunia konkrit.
Agama yang difahami secara benar dan ilmu pengetahuan yang juga difahami secara benar akankah bertentangan (?),mustahil ! sebab dua hal yang benar mustahil bertentangan satu sama lain melainkan akan saling mengisi satu sama lain walau masing masing mengisi ruang yang berbeda serta mengemukakan kebenaran dalam persepsi yang berbeda.(hanya manusia yang sering tidak bisa menyatu padukan beragam ruang serta beragam persepsi yang berbeda beda itu padahal semua ada dalam satu realitas keseluruhan dan mengkristal kepada suatu kesatuan konsep-makna-pengertian).
Agama dan ilmu telah menjadi korban fitnah besar dan telah menjadi seperti ‘nampak bertentangan’ karena dalam sejarah telah terjadi provokasi besar besaran oleh kacamata sudut pandang ideology materialistik yang memposisikan agama dan ilmu pada posisi yang seolah bertentangan,karena kacamata sudut pandang materialistik melihat-memahami dan mengkonsepsikan agama secara salah juga melihat-memahami dan mengkonsepsikan ‘ilmu’ secara salah akibatnya mereka (materialist) sulit menemukan keterpaduan antara agama dengan ilmu.
Sebab itu bila ingin memahami konsep agama dan ilmu secara benar kaji kitab suci secara ilmiah dengan tidak bersikap a priori terlebih dahulu.dan yang mesti diingat adalah bahwa segala bentuk hipotesa – teori yang tidak berdasar fakta-yang cuma khayalan – yang cuma teori-filosofi seputar sains yang berdasar ideology materialist (bukan murni sains),semua adalah ‘karat’ yang membuat agama dengan ilmu akan nampak menjadi bertentangan, sebab agama hanya menerima yang berdasar fakta kenyataan sebagaimana yang Tuhan ciptakan.ironisnya tidak sedikit ilmuwan-pemikir yang menelan mentah mentah konsep saintisme ini sehingga agama dan ilmu nampak berada pada kotak yang berjauhan yang seperti sulit atau tidak bisa disatu padukan,bahkan pengkaji masalah hubungan agama-ilmu seperti Ian g. barbour sekalipun belum bisa melepas kacamata saintisme ini dari kacamata sudut pandangnya sehingga ia menemukan kerumitan yang luar biasa kala membuat peta hubungan antara agama dengan ilmu.
‘Sains murni’ seperti hukum fisika mekanisme alam semesta,hukum hukum ilmu fisika murni, matematika murni,ilmu tentang listrik,ilmu biology dlsb.yang memiliki bukti fakta empirik yang konkrit yang pasti dan terukur pada dasarnya pasti tidak akan bertentangan dengan agama justru menguatkan pandangan agama,tapi teori khayali yang tak berdasar kenyataan seperti Darwin pasti akan berbenturan dengan agama,tapi oleh kaum materialist ilmiah justru teori inilah yang dihadapkan pada garis terdepan (seolah ia mewakili dunia ilmu !) dan dibenturkan secara langsung dengan agama kala membahas masalah hubungan agama dengan ilmu hingga lahirlah salah satu fitnah akhir zaman yang terbesar sepanjang sejarah didunia.
Saat ini dengan eksistnya ideology materialisme ilmiah di dunia sains nampak fitnah itu seperti dijaga ketat supaya terus ada hingga kini dengan berbagai cara bahkan dengan cara yang tidak ilmiah sekalipun,seperti contoh : kengototan luar biasa dalam mempertahankan teori Darwin saat teori itu makin terbukti tidak memiliki validitas ilmiah-kemudian penafsiran teori relativitas lalu fisika kuantum ke arah yang sudah bukan sains lagi yaitu ke tafsir tafsir materialistik,dicurigai dibalik semua itu mereka sebenarnya tidak ingin agama dan ilmu nampak sebagai dua konsep menyatu padu sebab kesatu paduan agama dengan ilmu sudah pasti akan menghancurkan ‘kredibilitas ilmiah’ ideology atheistik materialistik yang bersembunyi dibalik wacana wacana filsafat-sains.
Pemikiran-pandangan-opini-pernyataan sudut pandang materialist itulah yang membuat filsafat-sains nampak selalu berbenturan langsung dengan agama,dan mereka (materialist) berusaha memonopoli tafsir tafsir seputar sains sehingga penafsir sains yang menafsirkan segala suatu seputar sains diluar cara pandang mereka akan langsung distigma kan sebagai pernyataan yang ‘apologistik’ (dibuat buat agar nampak ‘ilmiah’).
Kesimpulannya : adanya dua konsep ‘ilmu’ melahirkan adanya dua konsep kebenaran yang jauh berbeda : kebenaran versi sudut pandang manusia dan kebenaran versi sudut pandang Tuhan. (karena ilmu adalah konstruksi dari konsep kebenaran).dimana ’kebenaran’ versi sudut pandang manusia yang terkonsep dalam ‘saintisme’ adalah bentuk kebenaran yang wilayah cakupan nya terbatas pada segala suatu yang tertangkap dunia pengalaman indera dan atau bisa dibuktikan secara empirik,berbeda jauh dengan konsep ‘kebenaran’ versi Tuhan yang wilayah cakupan nya meliputi serta merangkum keseluruhan realitas (yang abstrak dan yang konkrit).
Dengan mengenal konstruksi dari dua bentuk konsep kebenaran yang jauh berbeda akan mempermudah kita dalam mengurai problem agama dengan ilmu termasuk juga problem benturan yang paling mendasar antara kacamata sudut pandang ‘Barat’ dengan Islam.dan harus disadari kita harus memiliki kerangka dasar ilmiah yang konstruktif dalam melawan dominasi konsep – pengertian ‘ilmu’ versi barat.
http://uharsputra.wordpress.com/filsafat/islam-dan-ilmu/