|
|
Membuat
sebuah reaksi nuklir tentu bukanlah hal mudah. Pemecahan atom-atom uranium
dilakukan dalam sebuah sarana pembangkit daya (power plant), yang
akan menghasilkan energi berupa panas dan neutron-neutron yang kemudian
mengakibatkan atom-atom lain memecah. Proses ini disebut dengan pemecahan
nuklir (nuclear fission). Diperlukan banyak ilmuwan dan teknisi
yang sangat ahli untuk membuat dan mengoperasikan sarana pembangkit daya
tersebut. Konstruksi reaktor nuklir sendiri ‘baru’ diperkenalkan pada 1942
di Chicago oleh Enrico Fermi, seorang ahli dan pengajar fisika
yang sebelumnya, pada 1938 memenangkan penghargaan Nobel Fisika
untuk “the production of transuranic elements by neutron irradiation”.
Namun
pada tahun 1972, seorang ahli fisika Prancis, Francis Perrin menyatakan
sebuah laporan yang mengejutkan, bahwa telah ditemukan reaktor nuklir tertua
yang pernah dibuat di dunia, yang telah ada sejak 2.000.000.000 tahun
yang lalu (jauh sebelum era jurassic) dan mampu dioperasionalkan
selama beberapa ratus ribu tahun kemudian, dengan penggunaan daya rendah.
Keseluruhan yang ditemukan ada 15 reaktor pada 3 deposit uranium di area
pertambangan Oklo, Rep. Gabon. Dan lalu dikenal sebagai Fosil
Reaktor-reaktor Oklo.
Tanggal
2 Juni 1972, petugas analis di Pierrelatte - Nuclear Fuel Processing
Plant, Prancis (yang mengimpor kebutuhan uraniumnya dari Gabon) pada
mulanya hanya melakukan pekerjaan rutinnya untuk memeriksa massa beberapa
contoh uranium yang akan digunakan tersebut dengan spektrometer.
Uranium yang akan diproses, seperti biasa adalah bermassa 235U
dengan nilai rasionya selalu adalah 0,00720, namun pada contoh yang
diperiksa ternyata mempunyai rasio
0,00717. Walaupun perbedaan yang
ditemukan itu relatif kecil namun membuat para ahli dari Prancis lalu berdatangan
langsung ke pertambangan Oklo dan di sana justru menemukan uranium
dengan rasio yang jauh lebih rendah lagi, mencapai 0.00440.
Perbedaan rasio yang lebih rendah ini hanya akan terjadi jika 235U
sebagai bahan bakar telah pernah digunakan untuk proses reaksi nuklir.
Bahkan di lokasi yang sama juga ditemukan produk keluaran proses reaksi
nuklir, yaitu neodymium, sama dengan yang dihasilkan
oleh reaktor nuklir masa kini.
Konstruksi
reaktor nuklir di Oklo tersebut dirancang dengan menggunakan teknologi
yang jauh lebih maju dan efisien daripada yang kini digunakan, termasuk
dalam proses pengolahan (yang memanfaatkan air) dan pembuangan limbahnya
(dapat dibuang di lokasi itu juga secara aman). Karena itu kemudian menjadi
bahan kajian bagi para ahli dalam mendayagunakan teknologi nuklir masa
kini.
Sumber:
1. Cowan,
George A. “A Natural Fission Reactor”. Scientific American Vol 235.
July, 1976. p 36.
2.
Loss,
Robert, Dr. “Natural Fossil Fission Reactors”. Curtin University.
Perth, Australia: 1996.
http://www.jaist.ac.jp/~rac/pub/kanigara/id/Home/reaktor.htmTeori Rekonstruksi by: Ame Suzako
No comments:
Post a Comment