B. Kecemburuan Sosial
Kecemburuan sosial juga tidak bisa dipungkiri dengan kebijakan SBI ini, Mengapa tidak? Karena dalam prakteknya dalam satu sekolah tidak semua kelas yang dijadikan sebagai SBI, tapi hanya beberapa kelas saja. Kondisi demikian akan berdamfak kepada psikologi siswa karena dalam sekolah yang sama berbeda sistem pengajaran dan fasilitas yang diterima. Ini akan menjadi bumerang dalam diri setiap siswa, karena dalam kenyataannya siswa dihadapkan pada perbedaan dalam mendapatkan pendidikan.
Faktanya, sekolah-sekolah yang berstatus RSBI sangat sulit untuk memenuhi kuota 20% kursi untuk siswa dari keluarga miskin. Ini disebabkan orangtua siswa yang kurang mampu kerap kali minder, karena khawatir takut untuk membiayai serta mereka juga khawatir anaknya minder saat bergaul dengan teman-temannya dari keluarga kaya (Kompas, 26/05). Sebuah pertanyaan buat kita bersama, apakah RSBI semacam ini yang diinginkan oleh pemerintah?
Karena itu, tidak salah rasanya kalau penulis berpendapat bahwa SBI juga merupakan sekolah yang salah konsep. Sudah selayaknya pemerintah harus melakukan evaluasi sesegera mungkin. Apakah program SBI ini layak atau tidak untuk terus dikembangkan? Penulis pikir SBI tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai maju tidaknya pendidikan di negeri ini.
C. Sekolah Bertaraf atau Bertarif Internasional >
Maszanet.blogspot.com
No comments:
Post a Comment