A. Pengertian Pendidikan Akhlak
Istilah pendidikan berasal dari kata didik yang diberi awalan pe dan
akhiran kan, mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya). Istilah
pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.1 Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.2 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1989 tentang
sistem pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Ibrahim
Amini dalam bukunya agar tak salah mendidik mengatakan bahwa, pendidikan
adalah memilih tindakan dan perkataan yang sesuai, menciptakan syarat-syarat
dan faktor-faktor yang diperlukan dan membantu seorang individu yang menjadi
objek pendidikan supaya dapat dengan sempurna mengembangkan segenap
1Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. III, h. 1.
2Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), edisi
kedua, h. 232.
11
potensi yang ada dalam dirinya dan secara perlahan-lahan bergerak maju menuju
tujuan dan kesempurnaan yang diharapkan.3
Menurut Athiyah al-Abrasyi seperti dikutip Ramayulis, pendidikan (Islam)
ialah adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan
bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya
(akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya,
manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.4
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan berarti tahapan
kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang
digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai
pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung
secara informal dan nonformal di samping secara formal seperti di sekolah,
madrasah, dan institusi-institusi lainnya.5
Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa baik sadar
dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya ke arah kedewasaan menuju terciptanya kehidupan yang lebih baik.
Dalam masyarakat Islam sekurang-kurangnya terdapat tiga istilah yang
digunakan untuk menandai konsep pendidikan, yaitu tarbiyah ϪϴΑήΗ ), talim
(ϢϴϠόΗ dan tadib ΐϳ΄Η . Istilah tarbiyah menurut para pendukungnya berakar
pada tiga kata. Pertama, kata raba yarbu ( ΎΑέ , ϮΑήϳ) yang berarti bertambah dan
tumbuh. Kedua, kata rabiya yarba (ϲΑέ, ϰΑήϳ ) berarti tumbuh dan
berkembang. Ketiga, rabba yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai,
memimpin, menjaga dan memelihara. Kata al-Rabb (Ώήϟ), juga berasal dari
kata tarbiyah dan berarti mengantarkan sesuatu kepada kesempurnaannya
secara bertahap atau membuat sesuatu menjadi sempurna secara berangsurangsur.
6
Firman Allah yang mendukung penggunaan istilah ini adalah:
3Ibrahim Amini, Agar tak Salah Mendidik, (Jakarta: al-Huda, 2006), Cet. I, h. 5.
4Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam... , h. 3.
5Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya,
2004), Cet. IX, h. 11.
6Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. I, h. 4.
12
...dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (QS al-Isra
[17]: 24)
Istilah lain yang digunakan untuk menunjuk konsep pendidikan dalam Islam
ialah talim. Talim adalah proses pembelajaran secara terus menerus sejak
manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan dan
hati. Proses talim tidak berhenti pada pencapaian pengetahuan dalam wilayah
kognisi semata, tetapi terus menjangkau wilayah psikomotor dan afeksi.
Sedangkan kata tadib seperti yang ditawarkan al-Attas ialah pengenalan dan
pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur
secara hirarkis sesuai dengan berbagai tingkatan dan derajat tingkatannya serta
tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu
serta dengan kapasitas dan potensi jasmani, intelektual, maupun rohani
seseorang. Dengan pengertian ini mencakup pengertian ilm dan amal.7
Selanjutnya definisi akhlak. Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak
dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
dan tabiat.8 Tabiat atau watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang diulangulang
sehingga menjadi biasa. Perkataan ahklak sering disebut kesusilaan, sopan
santun dalam bahasa Indonesia; moral, ethnic dalam bahasa Inggris, dan ethos,
ethios dalam bahasa Yunani. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian
dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya
dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan makhluqun yang
berarti yang diciptakan.
Adapaun definisi akhlak menurut istilah ialah kehendak jiwa manusia yang
menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Senada dengan hal ini Abd Hamid Yunus
mengatakan bahwa akhlak ialah:
˶Δ˴ϴ˶Α˴Ω˴Ϸ˸ ˶ϥΎ˴δ˸ϧ˶ϻ˸ ˵ΕΎ˴ϔ˶λ ˴ϲ˶ϫ ˵ϕ˴ϼ˸Χ˴Ϸ˴˸ 9
Sikap mental yang mengandung daya dorong untuk berbuat tanpa berfikir
dan pertimbangan.
Menurut Imam Ghazali, dalam kitab ihya ulumuddin, mengatakan akhlak:
7Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam , h. 9.
8A Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1999), Cet. III, h. 11.
9Abd. Hamid Yunus, Dairah al-Maarif, II, (Cairo: Asysyab, t.t), h. 436.
13
˵ϖ˵Ϡ˵Ψ˸ϟ˴ ˶ϋ ˴Β ˴έΎ ˲Γ ˴ϋ ˸Ϧ ˴ϫ ˸ϴ ˴Ό ˳Δ ˶ϓ ͉Ϩϟ ϰ ˸ϔ ˶β ˴έ ˶γ ˴Ψ ˲Δ ˴ϋ ˸Ϩ ˴Ϭ ˴Η Ύ ˸μ ˵Ϊ ˵έ ˸ ˴ϻ ˸ϧ ˶ϔ ˴ό ˵ϝΎ ˶Α ˵δ ˵Ϭ ˸Ϯ ˴ϟ ˳Δ ˴ϭ ˵ϳ ˸δ ˳ή
˶ϣ ˸Ϧ ˴Ϗ ˸ϴ ˶ή ˴Σ ˴ΟΎ ˳Δ ˶ ˴ϟ ˶ϓ ϰ ˸Ϝ ˳ή ˴ϭ ˵έ ˶ϭ ˴ϳ ˳Δ 10
Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan gampang dan mudah dengan tidak memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Ibrahim Anis dalam al-Mujam al-Wasith, bahwa akhlak adalah:
˵ϖ˵Ϡ˵Ψ˸ϟ˴ ˴Σ ˲ϝΎ ˷˶ϟ ͉ϨϠ ˸ϔ ˶β ˴έ ˶γ ˴Ψ ˲Δ ˴ϋ ˸Ϩ ˴Ϭ ˴Η Ύ ˸μ ˵Ϊ ˵έ ˸ ˴ϻ ˸ϓ ˴ό ˵ϝΎ ˶ϣ ˸Ϧ ˴Χ ˸ϴ ˳ή ˴ ˸ϭ ˴η ˳ή ˶ϣ ˸Ϧ ˴Ϗ ˸ϴ ˶ή ˴Σ ˴ΟΎ ˳Δ
˶ ˴ϟ ˶ϓ ϰ ˸Ϝ ˳ή ˴ϭ ˵έ ˶ϭ ˴ϳ ˳Δ 11
Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah
macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran
dan pertimbangan.
Selanjutnya Abuddin Nata dalam bukunya pendidikan dalam persfektif hadits
mengatakan bahwa ada lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak. Pertama
perbuatan akhlak tersebut sudah menjadi kepribadian yang tertanam kuat dalam
jiwa seseorang. Kedua perbuatan akhlak merupakan perbuatan yang dilakukan
dengan acceptable dan tanpa pemikiran (unthouhgt). Ketiga, perbuatan akhlak
merupakan perbuatan tanpa paksaan. Keempat, perbuatan dilakukan dengan
sebenarnya tanpa ada unsur sandiwara. Kelima, perbuatan dilakukan untuk
menegakkan kalimat Allah.12
Dengan demikian dari definisi pendidikan dan akhlak di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah usaha sadar dan tidak sadar yang
dilakukan oleh seorang pendidik untuk membentuk tabiat yang baik pada seorang
anak didik, sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah. Pembentukan
tabiat ini dilakukan oleh pendidik secara kontinue dengan tidak ada paksaan dari
pihak manapun.
Istilah pendidikan berasal dari kata didik yang diberi awalan pe dan
akhiran kan, mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya). Istilah
pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.1 Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.2 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1989 tentang
sistem pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Ibrahim
Amini dalam bukunya agar tak salah mendidik mengatakan bahwa, pendidikan
adalah memilih tindakan dan perkataan yang sesuai, menciptakan syarat-syarat
dan faktor-faktor yang diperlukan dan membantu seorang individu yang menjadi
objek pendidikan supaya dapat dengan sempurna mengembangkan segenap
1Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. III, h. 1.
2Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), edisi
kedua, h. 232.
11
potensi yang ada dalam dirinya dan secara perlahan-lahan bergerak maju menuju
tujuan dan kesempurnaan yang diharapkan.3
Menurut Athiyah al-Abrasyi seperti dikutip Ramayulis, pendidikan (Islam)
ialah adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan
bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya
(akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya,
manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.4
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan berarti tahapan
kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang
digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai
pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung
secara informal dan nonformal di samping secara formal seperti di sekolah,
madrasah, dan institusi-institusi lainnya.5
Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa baik sadar
dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya ke arah kedewasaan menuju terciptanya kehidupan yang lebih baik.
Dalam masyarakat Islam sekurang-kurangnya terdapat tiga istilah yang
digunakan untuk menandai konsep pendidikan, yaitu tarbiyah ϪϴΑήΗ ), talim
(ϢϴϠόΗ dan tadib ΐϳ΄Η . Istilah tarbiyah menurut para pendukungnya berakar
pada tiga kata. Pertama, kata raba yarbu ( ΎΑέ , ϮΑήϳ) yang berarti bertambah dan
tumbuh. Kedua, kata rabiya yarba (ϲΑέ, ϰΑήϳ ) berarti tumbuh dan
berkembang. Ketiga, rabba yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai,
memimpin, menjaga dan memelihara. Kata al-Rabb (Ώήϟ), juga berasal dari
kata tarbiyah dan berarti mengantarkan sesuatu kepada kesempurnaannya
secara bertahap atau membuat sesuatu menjadi sempurna secara berangsurangsur.
6
Firman Allah yang mendukung penggunaan istilah ini adalah:
3Ibrahim Amini, Agar tak Salah Mendidik, (Jakarta: al-Huda, 2006), Cet. I, h. 5.
4Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam... , h. 3.
5Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya,
2004), Cet. IX, h. 11.
6Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. I, h. 4.
12
...dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (QS al-Isra
[17]: 24)
Istilah lain yang digunakan untuk menunjuk konsep pendidikan dalam Islam
ialah talim. Talim adalah proses pembelajaran secara terus menerus sejak
manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan dan
hati. Proses talim tidak berhenti pada pencapaian pengetahuan dalam wilayah
kognisi semata, tetapi terus menjangkau wilayah psikomotor dan afeksi.
Sedangkan kata tadib seperti yang ditawarkan al-Attas ialah pengenalan dan
pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur
secara hirarkis sesuai dengan berbagai tingkatan dan derajat tingkatannya serta
tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu
serta dengan kapasitas dan potensi jasmani, intelektual, maupun rohani
seseorang. Dengan pengertian ini mencakup pengertian ilm dan amal.7
Selanjutnya definisi akhlak. Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak
dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
dan tabiat.8 Tabiat atau watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang diulangulang
sehingga menjadi biasa. Perkataan ahklak sering disebut kesusilaan, sopan
santun dalam bahasa Indonesia; moral, ethnic dalam bahasa Inggris, dan ethos,
ethios dalam bahasa Yunani. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian
dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya
dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan makhluqun yang
berarti yang diciptakan.
Adapaun definisi akhlak menurut istilah ialah kehendak jiwa manusia yang
menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Senada dengan hal ini Abd Hamid Yunus
mengatakan bahwa akhlak ialah:
˶Δ˴ϴ˶Α˴Ω˴Ϸ˸ ˶ϥΎ˴δ˸ϧ˶ϻ˸ ˵ΕΎ˴ϔ˶λ ˴ϲ˶ϫ ˵ϕ˴ϼ˸Χ˴Ϸ˴˸ 9
Sikap mental yang mengandung daya dorong untuk berbuat tanpa berfikir
dan pertimbangan.
Menurut Imam Ghazali, dalam kitab ihya ulumuddin, mengatakan akhlak:
7Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam , h. 9.
8A Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1999), Cet. III, h. 11.
9Abd. Hamid Yunus, Dairah al-Maarif, II, (Cairo: Asysyab, t.t), h. 436.
13
˵ϖ˵Ϡ˵Ψ˸ϟ˴ ˶ϋ ˴Β ˴έΎ ˲Γ ˴ϋ ˸Ϧ ˴ϫ ˸ϴ ˴Ό ˳Δ ˶ϓ ͉Ϩϟ ϰ ˸ϔ ˶β ˴έ ˶γ ˴Ψ ˲Δ ˴ϋ ˸Ϩ ˴Ϭ ˴Η Ύ ˸μ ˵Ϊ ˵έ ˸ ˴ϻ ˸ϧ ˶ϔ ˴ό ˵ϝΎ ˶Α ˵δ ˵Ϭ ˸Ϯ ˴ϟ ˳Δ ˴ϭ ˵ϳ ˸δ ˳ή
˶ϣ ˸Ϧ ˴Ϗ ˸ϴ ˶ή ˴Σ ˴ΟΎ ˳Δ ˶ ˴ϟ ˶ϓ ϰ ˸Ϝ ˳ή ˴ϭ ˵έ ˶ϭ ˴ϳ ˳Δ 10
Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan gampang dan mudah dengan tidak memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Ibrahim Anis dalam al-Mujam al-Wasith, bahwa akhlak adalah:
˵ϖ˵Ϡ˵Ψ˸ϟ˴ ˴Σ ˲ϝΎ ˷˶ϟ ͉ϨϠ ˸ϔ ˶β ˴έ ˶γ ˴Ψ ˲Δ ˴ϋ ˸Ϩ ˴Ϭ ˴Η Ύ ˸μ ˵Ϊ ˵έ ˸ ˴ϻ ˸ϓ ˴ό ˵ϝΎ ˶ϣ ˸Ϧ ˴Χ ˸ϴ ˳ή ˴ ˸ϭ ˴η ˳ή ˶ϣ ˸Ϧ ˴Ϗ ˸ϴ ˶ή ˴Σ ˴ΟΎ ˳Δ
˶ ˴ϟ ˶ϓ ϰ ˸Ϝ ˳ή ˴ϭ ˵έ ˶ϭ ˴ϳ ˳Δ 11
Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah
macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran
dan pertimbangan.
Selanjutnya Abuddin Nata dalam bukunya pendidikan dalam persfektif hadits
mengatakan bahwa ada lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak. Pertama
perbuatan akhlak tersebut sudah menjadi kepribadian yang tertanam kuat dalam
jiwa seseorang. Kedua perbuatan akhlak merupakan perbuatan yang dilakukan
dengan acceptable dan tanpa pemikiran (unthouhgt). Ketiga, perbuatan akhlak
merupakan perbuatan tanpa paksaan. Keempat, perbuatan dilakukan dengan
sebenarnya tanpa ada unsur sandiwara. Kelima, perbuatan dilakukan untuk
menegakkan kalimat Allah.12
Dengan demikian dari definisi pendidikan dan akhlak di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah usaha sadar dan tidak sadar yang
dilakukan oleh seorang pendidik untuk membentuk tabiat yang baik pada seorang
anak didik, sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah. Pembentukan
tabiat ini dilakukan oleh pendidik secara kontinue dengan tidak ada paksaan dari
pihak manapun.
Maszanet.blogspot.com dari
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK
DALAM AL-QUR.AN
(Kajian Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 11-13)
No comments:
Post a Comment