Chart Live

Hakikat Akhlak 1


2. Hakikat Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi,
perkataan "akhlak" berasal dari bahasa Arab jama' dari bentuk mufradnya
"Khuluqun" ( ϖѧϠΧ yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan
"khalkun" ( ϖѧϠΧ yang berarti kejadian, serta erat hubungan " Khaliq" ϖѧϟ ΎѧΧ yang
berarti Pencipta dan "Makhluk" ϕϮϠΨϣ yang berarti yang diciptakan.20
Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya dapat dijumpai di dalam al-
Qur'an, sebagai berikut:
? ϢϠϘϟ΍ ˳Ϣϴ˶ψ˴ϋ ˳ϖϠ˵˵Χ ϰϠ˴ό˴ϟ ˴Ϛ͉ϧ˶·˴ϭ
Artinya :
19 Ibid, h, 14-15
20 Zahruddin AR. Pengantar Ilmu Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet
ke-1, h. 1
24
.Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang
agung.. (Q.S. Al-Qalam, 68:4).21
Sedangkan menurut pendekatan secara terminologi, berikut ini beberapa pakar
mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut:
1. Ibn Miskawaih
Bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih
dahulu.22
2. Imam Al-Ghazali
Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai
perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan
pertimbanagan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji,
baik dari segi akal dan syara', maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika lahir
darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk. 23
3. Prof. Dr. Ahmad Amin
Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang
dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu
dinamakan akhlak.
21 al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: CV. Toha Putra
Semarang, 1989), h. 960
22 Zahruddin AR, h. 4
23 Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, ( PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2,
h. 29
25
Menurutnya kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia
setelah imbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga
mudah melakukannya, Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai
kekuatan, dan gabungan dari kekuatan itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar.
Kekuatan besar inilah yang bernama akhlak.24
Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak
sebagaimana tersebut diatas tidak ada yang saling bertentangan, melainkan saling
melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan
lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah
menjadi kebiasaan.
Jika dikaitkan dengan kata Islami, maka akan berbentuk akhlak Islami, secara
sederhana akhlak Islami diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau
akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang kata akhlak dalam
menempati posisi sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang
dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebernya berdasarkan pada
ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga
bersifat universal.25
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menjabarkan
akhlak universal diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial
24 Zahruddin AR, h. 4-5.
25 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
Cet ke-5, h. 147
26
yang terkandung dalam ajaran etika dan moral. Menghormati kedua orang tua
misalnya adalah akhlak yang bersifat mutlak dan universal. Sedangkan bagaimana
bentuk dan cara menghormati oarng tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil
pemikiran manusia.
Jadi, akhlak islam bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong,
membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit social dari jiwa dan
mental, serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Dengan demikian akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan dengan
akhlak lainnya. Jika aklhak lainnya hanya berbicara tentang hubungan dengan
manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara berhubungan dengan
binatang, tumbuh-tumbuhan, air, udara dan lain sebagainya. Dengan cara demikian,
masing-masing makhluk merasakan fungsi dan eksistensinya di dunia ini.
b. Sumber dan Macam-macam Akhlak
1) Sumber Akhlak
Persoalan "akhlak" didalam Islam banyak dibicarakan dan dimuat dalam al-
Hadits sumbertersebut mrupakan batasan-batasan dalam tindakan sehari-hri bagi
manusia ada yang menjelaskan artibaik dan buruk. Memberi informasi kepada umat,
apa yang mestinya harus diperbuat dan bagaimana harus bertindak. Sehingga dengan
mudah dapat diketahui, apakah perbuatan itu terpuji atau tercela, benar atau salah.
27
Kita telah mengetahui bahwa akhlak Islam adalah merupakan sistem moral
atau akhlak yang berdasarkan Islam, yakni bertititk tolak dari aqidah yang
diwahyukan Allah kepada Nabi atau Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan
kepada umatnya.
Akhlak Islam, karena merupakan sistem akhlak yang berdasarkan kepada
kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar dari pada agama
itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber pokok daripada akhlak adalah al-
Qur'an dan al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama itu sendiri.26
Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan
teladan dalam membentuk kepribadian. Begitu juga sahabat-sahabat Beliau yang
selalu berpedoman kepada al-Qur'an dan as-Sunah dalam kesehariannya.
Beliau bersabda:
Ϧϟ Ϧϳήϣ΃ ϢϜϴϓ ΖϛήΗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͊ϰ˶Β͉Ϩϟ ΍ ˴ϝ Ύ˴ϗ ˳Ϛ˶ϟ Ύ˴ϣ ˶ϦΑ ˶β˴ϧ˴΍ Ϧ˴ϋ
ϰΘϨγϭ Ϳ΍ ΏΎΘϛ ΎϤϫΪόΑ ΍ϮϠπΗ
Artinya:
Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Nabi saw bersabda,"telah ku
tinggalkan atas kamu sekalian dua perkara, yang apabila kamu berpegang
kepada keduanya, maka tidak akan tersesat, yaitu Kitab Allah dan sunnah Rasul-
Nya.27
Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa segala perbuatan atau tindakan
manusia apapun bentuknya pada hakekatnya adalah bermaksud mencapai
kebahagiaan, sedangkan untuk mencapai kebahagiaan menurut sistem moral atau
26 Drs. H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), Cet ke-2, h. 149
27 Ibid, h, 149-150
28
akhlak yang agamis (Islam) dapat dicapai dengan jalan menuruti perintah Allah yakni
dengan menjauhi segala larangan-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya,
sebagaimana yang tertera dalam pedoman dasar hidup bagi setiap muslim yakni al-
Qur'an dan al-Hadits.
2) Macam-macam Akhlak
a) Akhlak Al-Karimah
Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun
dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia,
akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Akhlak Terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain
Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan
manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya.
2. Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati,
menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa
dirinya itu sebgai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan
dengan sebaik-baiknya.
Contohnya: Menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa,
hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan yang tercela.
29
3. Akhlak terhadap sesama manusia
Manusia adalah makhluk social yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional
dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu bekerjasama
dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak
yang baik kepada saudara, Karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita,
dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan
dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya.28
Jadi, manusia menyaksikan dan menyadari bahwa Allah telah mengaruniakan
kepadanya keutamaan yang tidak dapat terbilang dan karunia kenikmatan yang tidak
bisa dihitung banyaknya, semua itu perlu disyukurinya dengan berupa berzikir
dengan hatinya. Sebaiknya dalm kehidupannya senantiasa berlaku hidup sopan dan
santun menjaga jiwanya agar selalu bersih, dapt tyerhindar dari perbuatan dosa,
maksiat, sebab jiwa adalah yang terpenting dan pertama yang harus dijaga dan
dipelihara dari hal-hal yang dapat mengotori dan merusaknya. Karena manusia adalah
makhluk sosial maka ia perlu menciptakan suasana yang baik, satu dengan yang
lainnya saling berakhlak yang baik.
b) Akhlak Al-Mazmumah
Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau
kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran Islam tetap
28 Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, ( PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2,
h.49-57
30
membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar,
dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya.
Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang
tercela, di antaranya:
1. Berbohong
Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang
sebenarnya.
2. Takabur (sombong)
Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain.
Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.
3. Dengki
Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.
4. Bakhil atau kikir
Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk
orang lain.29
Sebagaimana diuraikan di atas maka akhlak dalam wujud pengamalannya di
bedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak yang tercela. Jika sesuai dengan
perintah Allah dan rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik, maka
itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji, sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang
dilarang oleh Allah dan rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk,
maka itulah yang dinamakan akhlak yang tercela.
29 Ibid, h. 57-59
31
3) Tujuan Akhlak
Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusia
yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia
dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas,
jujur dan suci. Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan
manusia yang memiliki keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap
saat, keadaan, pelajaran, aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap
pendidik harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segalagalanya.
30
Barmawie Umary dalam bukunya materi akhlak menyebutkan bahwa tujuan
berakhlak adalah hubungan umat Islam dengan Allah SWT dan sesama makhluk
selalu terpelihara dengan baik dan harmonis. 31
Sedangkan Omar M. M.Al-Toumy Al-syaibany, tujuan akhlak adalah
menciptakan kebahagian dunia dan akhirat, kesempurnaan bagi individu dan
menciptakan kebahagian, kemajuan, kekuataan dan keteguhan bagi masyarakat. 32
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak pada
prisnsipnya adalah untuk mencapai kebahagian dan keharmonisan dalam
berhubungan dengan Allah SWT, di samping berhubungan dengan sesama makhluk
30 Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 115
31 Drs. Barnawie Umary, Materi Akhlak, (Solo: CV Ramadhani, 1988). h 2
32 Omar M. M.Al-Toumy Al-syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bulan Bintang,
1979), Cet ke-2, h.346
32
dan juga alam sekitar, hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan
sempurna serta lebih dari makhluk lainnya.
Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak, tidak berlebihan
apabila dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang
dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh
agama. SEhingga nilai-nilai akhlak, keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam
adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan oleh agama.


Maszanet.blogspot.com
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP
PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA DI SMP YPI
CEMPAKA PUTIH BINTARO Oleh: Yusrina

No comments:

Post a Comment